Mengenal Penyakit Darah Tinggi

Mengenal Penyakit Darah Tinggi - Seseorang  dikatan  menderta penyakit teknan darah tinggi  bila nilai tekanan darah sistoliknya diatas 140 mm Hg dan diastoliknya diatas 90 mm Hg.

Dalam istilah kedokteran penyakit tekanan darah tinggi ini disebut dangan nama hipertensi. Meskipun batasannya sudah jelas, nilai mutlak dari batatasan hipertensi terus mangalami perubahan.  Pengalaman klinis membuktkan bahwa tekanan darah normal yang dahulu ditetapkan agag tinggi ternyata masih mendapatkann resiko teknan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).

Mengenal Penyakit Darah Tinggi

The Join National Commitee  on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, suatu badan peneliyian darah tinggi (hipertensi) di USA  menentukan batasan yang berbeda. Pada laporannya ditahun 1993 lalu lebih dikenal dengan sebutan JNC--V, tekanan darah pada orang  dewasa berumur di atas 18 tahun  diklasifikasikan sebagai berikut .

TABEL 1. KRITERIA PENYAKIT HIPERTENSI MENURUT JNC-























































NOKriteriaTekanan Darah (mmHg)
SistolikDiastolik
1Normal<85
2Perbatasan130-13985-89
3Hipertensi:
Derajat 1: ringan (mild)140-15990-99
Derajat 2: sedang (moderate)160-179100-109
Derajat 3: berat (severet)180-209110- 119
Derajat 4: sangat berat (very severt)>/120>/120

Catatan:
Jika penderiata mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak termasuk dalam suatu kreteria maka ia termasuk dalam kriteria yang lebih tinggi. Misalnya seseorang mempunyai tekanan darah 180/120 mmHg (dibaca sistolik 180mmHg. Diastolik 120 mmHg). Berdasarkan ketentuan ini orang tersebut tergolong penderita hipertensi derajat 4 atau sangat berat.

Apabila penderita memiliki kerusakan atau resiko hipertensi, maka resiko tersebut harus disebutkan. Misalnya, hipertensi derajat 4 dengan kencing manis (diabetes melitus).

Tekanan  darah atau blood pressure  adalah tenaga yang  yang dikeluarkan oleh untuk mengalir melalui pembuluh darah. Ukuran tekanan darah ditentukan dengan mmHg. Hg merupakan singkatan Hydragyrum, yakni air raksa yang berada dalam tensimeter yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan darah. Jadi, ukuran mmHg berarti tenaga mm air-raksa. Orang yang dikatakan mempunyai tekanan darah 120 mmHg berarti tenaga yang dikeluarkan oleh darahnya dapat mendorong air raksa di dalam tabung tensimeter setinggi 120 mm.

Dikalangan medis alat untuk mengukur tekanan darah disebut Spygmomanometer. Kalangan awan menyebutkan tensimeter. Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan darah pada pembuluh arteri perifer.

Cara menggunakan tensimeter sebagai berikut. Orang yang akan diukur tekan darahnya diminta berbaring atau tiduran. Selanjutnya menset tensimeter diikatkan pada lengan atas, sekitar 2 jari diatas lipatan siku. Stetoskop diletakan pada arteri brakhialis yang berada pada lipatan siku.

Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan tensimeter dinaikan dengan cara memompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan di dalam tensimeter diturunkan perlahan-lahan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang teradapat pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada tensimeter. Tekanan inilah yang disebut tekana sistolik. Pada proses pengukuran, tekanan di dalam tensimeter diturunkan perlahan-lahan  hingga deyut nadi terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyut nadi terdengar lemah dan akhirnya menghilang. Saat suara denyut nadi melemah, kembali kita baca tekanan dalam tensimeter yang ditunjukan oleh batas atas air raksa. Tekanana ini disebut tekanan diastolik.
Dari seluruh penderita takan darah tinggi, ternyata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme terjadi panyakit secara tepat. Tidak diketahui pasti bagaiman mereka sampai mereka terkena penyakit tekanan darah tinggi. Hal ini dinamakan sebagai hipertensi ensensial, yang merupakan problem bagi penderitanya.

Hipertensi yang diketahu penyebabnya disebut hipertensi sekuder, jumlahnya kurang dari 10% dari seluruh penderitanya. Hipertensi sekuder disebabkan antara lain oleh penyakit parenkhim ginjal, penyakit pembuluh darah ginjal, kelainan endokrin, koartotio aorta, akibat pemakaian obat, dan lain-lain.

Riwayat keluarga, merupakan salah satu faktor yang berperan pada hipertensi esensial. Biasanya bila salah satu atau bahkan kedua orang tuanya menderita hipertensi maka anak-anaknya juga dapat terkena hipertensi.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Mengenal Penyakit Darah Tinggi